..:: PEMILIH CERDAS MENENTUKAN MASA DEPAN BENGKULU YANG LEBIH BAIK ::.. pmiibkl@gmail.com ..:: MEMBANGUN WACANA ALTERNATIF MEMPERKUAT PARADIGMA PERGERAKAN ::.. INGAT TANGGAL 3 JULI 2010.... SAHABAT HARUS MENENTUKAN, BENGKULU INI MAU DIBAWA KEMANA... pmiibkl@gmail.com ISI DAFTAR TAMU ya..

Catatan Kongres PMII XVI


Di kongres batam kemarin saya melontarkan gagasan yang saya kira layak untuk kita pikirkan bersama, yakni tentang penyelenggaraan kongres. sistem kongres yang kita buat menurut saya hanya melanggengkan praktik politik praktis (siapa punya uang dia yang punya peluang besar untuk menang) selain juga (hampir) selalu menimbulkan kerusuhan. bayangkan, tradisi yang sudah berumur di mana para kandidat harus siap berpuluh juta sebagai imbal balik dari komitmen politik dari cabang untuk memberikan suaranya. dengan 200 lebih cabang yang ada, kita bisa memperkirakan berapa jumlah uang politik yang beredar (meskipun saya yakin tidak semua cabang dan tidak semua kandidat melakukan praktik tersebut). apalagi kalau tempat penyelenggaraan kongres seperti di batam kemarin. implikasi dari politik uang tersebut adalah dependensi politik, baik dari cabang ke para kandidat maupun dari para kandidat ke aktor eksternal (misalnya politisi, pengusaha, atau pihak manapun yang punya kepentingan yang kontra produktif dengan kepentingan PMII secara idealita). dependensi tersebut tentu saja sangat buruk dan kontraproduktif dampaknya bagi PMII yang ingin menjadi agen perubahan. selain itu, para kader yang sebenarnya memiliki kapasitas leadership memadai menjadi ngeri untuk berkontestasi di kongres karena melihat praktik yang semacam itu. akhirnya mereka mundur, takut untuk berkontestasi.

kalau kita masih memiliki perhatian terhadap PMII, saya yakin kita harus memikirkan cara bagaiamna mengubah semua itu. dan karena persoalannya tidak bisa disederhanakan pada level individu, tetapi sudah bersifat sistemik, saya kira perubahannya pun harus dimulai dengan merubah sistem. kita harus bertanya, mengapa dependensi politik itu terjadi?mengapa para kandidat harus (terpaksa) mengeluarkan banyak uang untuk berkontestasi? tidak adakah format kongres yang lain, yang memungkinkan kita untuk meminimalisir praktik-praktik tersebut? dengan kemajuan teknologi di abad 21 milenium baru ini, apakah format kongres yang diciptakan puluhan tahun lalu tersebut, di jaman ketika bahkan jaringan telpon pun masih terbatas, masih relevan kita pakai? tidak mungkinkah kita menyelenggarakan kongres yang berbasiskan teknologi, yang akan mampu meminimalisir ongkos, baik ongkos sosial, politik, maupun ekonomi? kalau kita masih memiliki iktikad baik terhadap PMII, saya rasa kita perlu memikirkannya



0 komentar: