..:: PEMILIH CERDAS MENENTUKAN MASA DEPAN BENGKULU YANG LEBIH BAIK ::.. pmiibkl@gmail.com ..:: MEMBANGUN WACANA ALTERNATIF MEMPERKUAT PARADIGMA PERGERAKAN ::.. INGAT TANGGAL 3 JULI 2010.... SAHABAT HARUS MENENTUKAN, BENGKULU INI MAU DIBAWA KEMANA... pmiibkl@gmail.com ISI DAFTAR TAMU ya..

Selamat Tahun Baru 1430 Hijriah 0 komentar

Penghujung dan peralihan tahun baru merupakan momen tepat untuk mengevaluasi progress report setahun perjalanan kita sekaligus meng-azzamkan apa yang kita targetkan. Menilai diri menjadi penting manakala kita melangkah, sudahkah maksimal dan sesuai dengan koridor sehingga tidak mubazir dan tahu diri. Layaknya sesuatu yang memiliki nama, melekat padanya arti, fungsi, aktualisasi dan nilai yang diberikan. Semisal sesuatu yang bernama pinsil, berfungsi untuk menulis dan selayaknya diaktualisasikan demikian sehingga mendapatkan nilai yang positif. Begitu juga dengan diri kita, sudahkah kita mengaktualisasikan eksistensi diri?


Segenap Pengurus dan Kader-kader PMII Kota Bengkulu mengucapkan
selamat tahun baru 1430 Hijriah

"Semoga tahun ini menjadi lebih baik dari sebelumnya, semakin bertambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT"



Catatan Kongres PMII XVI 0 komentar


Di kongres batam kemarin saya melontarkan gagasan yang saya kira layak untuk kita pikirkan bersama, yakni tentang penyelenggaraan kongres. sistem kongres yang kita buat menurut saya hanya melanggengkan praktik politik praktis (siapa punya uang dia yang punya peluang besar untuk menang) selain juga (hampir) selalu menimbulkan kerusuhan. bayangkan, tradisi yang sudah berumur di mana para kandidat harus siap berpuluh juta sebagai imbal balik dari komitmen politik dari cabang untuk memberikan suaranya. dengan 200 lebih cabang yang ada, kita bisa memperkirakan berapa jumlah uang politik yang beredar (meskipun saya yakin tidak semua cabang dan tidak semua kandidat melakukan praktik tersebut). apalagi kalau tempat penyelenggaraan kongres seperti di batam kemarin. implikasi dari politik uang tersebut adalah dependensi politik, baik dari cabang ke para kandidat maupun dari para kandidat ke aktor eksternal (misalnya politisi, pengusaha, atau pihak manapun yang punya kepentingan yang kontra produktif dengan kepentingan PMII secara idealita). dependensi tersebut tentu saja sangat buruk dan kontraproduktif dampaknya bagi PMII yang ingin menjadi agen perubahan. selain itu, para kader yang sebenarnya memiliki kapasitas leadership memadai menjadi ngeri untuk berkontestasi di kongres karena melihat praktik yang semacam itu. akhirnya mereka mundur, takut untuk berkontestasi.

kalau kita masih memiliki perhatian terhadap PMII, saya yakin kita harus memikirkan cara bagaiamna mengubah semua itu. dan karena persoalannya tidak bisa disederhanakan pada level individu, tetapi sudah bersifat sistemik, saya kira perubahannya pun harus dimulai dengan merubah sistem. kita harus bertanya, mengapa dependensi politik itu terjadi?mengapa para kandidat harus (terpaksa) mengeluarkan banyak uang untuk berkontestasi? tidak adakah format kongres yang lain, yang memungkinkan kita untuk meminimalisir praktik-praktik tersebut? dengan kemajuan teknologi di abad 21 milenium baru ini, apakah format kongres yang diciptakan puluhan tahun lalu tersebut, di jaman ketika bahkan jaringan telpon pun masih terbatas, masih relevan kita pakai? tidak mungkinkah kita menyelenggarakan kongres yang berbasiskan teknologi, yang akan mampu meminimalisir ongkos, baik ongkos sosial, politik, maupun ekonomi? kalau kita masih memiliki iktikad baik terhadap PMII, saya rasa kita perlu memikirkannya



PARTAI POLITIK MENJADIKAN RAKYAT SEBAGAI KULI * 0 komentar

Munculnya partai politik baru yang jumlahnya mencapai puluhan tidak serta merta memberikan harapan baru kepada bangsa ini untuk bisa menata hidup ke arah yang lebih tertib dan maju. Alih-alih menyejahterakan rakyat dan menjadikan bangsa ini disegani oleh bangsa-bangsa lain, hadirnya banyak partai itu malah merepotkan, tidak hanya penyelenggara pemilu, tetapi juga merepotkan para pemilih. Apalagi kalau melihat beberapa partai yang berdiri memang sengaja dibuat seperti perusahaan, yang hanya bertujuan untuk mengumpulkan kekayaan.
Perjuangan hidup yang dihadapi negara ini sangat riil, yaitu mengenai kedaulatan yang hilang. Hilangnga kedaulatan ini, baik karena subversi, separasi terselubung, serta yang hilang secara konstitusional, karena mendapatkan legitimasi hukum, seperti proses swastanisasi dan otonomisasi daerah yang kebablasan. Melihat sistem politik yang menganut demokrasi liberal, dengan sendirinya seluruh aparat dan pelaku politik adalah aparat liberalisme yang merupakan kepanjangan tangan kapitalisme. Untuk itu, tugas utama para politisi partai adalah mempermudah jalannya ekspansi pemilik modal.
Itulah sebabnya orang mengeluh tentang reformasi yang tidak membawa kesejahteraan, karena memang reformasi adalah gerakan liberal yang didorong oleh pemilik modal untuk menguasai seluruh aset negara ini, baik ekonomi, politik dan kebudayaan. Dan semua penguasaan aset ini dilindungi oleh undang-undang yang dirumuskan oleh para wakil rakyat. Alasan swastanisasi seolah telah menjadi tren di dunia modern yang menganut perdagangan bebas. Tidak peduli langkah itu bisa menghancurkan ekonomi rakyat dan memudarkan peran negara.
Maka sangat aneh kalau dalam demokrasi liberal ini orang bermimpi tentang kedaulatan rakyat. Sebab dalam demokrasi liberal yang miliknya pemilik modal itu. Rakyat tidak punya hak pilih, pilihan ditentukan oleh mereka yang mampu membayar para pemilih, sehingga status rakyat bukan pemilih tetapi hanya sebagai kuli. Sebagai kuli tukang coblos, dengan pilihan yang sudah ditentukan. Rakyat juga tahu bahwa partai dan pemimpin tidak akan berjuang untuk kepentingan mereka, karena itu mereka minta diupah dalam setiap melakukan pekerjaan pencoblosan partai.
Demikian juga kedaulatan negara, dengan sendirinya juga lenyap dalam sistem politik kepartaian yang liberal saat ini. Pemerintah sebagai aparat negara sepenuhnya dikendalikan oleh pemilik modal, sehingga negara tidak mampu lagi menjamin kesejahteraan sosial, dan menjaga eksistensinya sendiri, ketika seluruh asetnya telah dijarah oleh para pemilik modal yang bersekongkol dengan aparat pemerintah itu sendiri. Dalam kondisi semacam ini, sebaliknya bukan pemerintah untuk menyejahterakan rakyat, tetapi pemerintah melihat rakyat sebagai konsumen dan pasar untuk menjajakan seluruh aset negara. Yang dulunya merupakan hak rakyat sebagai layanan yang mesti diterima dari negara, maka saat ini semua layanan itu harus dibeli. Apalagi ada ketentuan dari pemilik modal, pemerintah atas nama negara tidak boleh melayani rakyatnya, itu dianggap melanggar perdagangan bebas.
Sistem pemerintahan modal memang salah satu bentuk pemerintahan kolonial. Karena itu, ia tidak mungkin memihak pada rakyat dan negara. Rakyat harus dieksploitasi, negara harus dikuasai. Semua ini terjadi di Indonesia saat ini. Dan semua sistem itu berjalan dengan baik karena didukung oleh semua kekuatan partai politik termasuk para elite yang berkuasa. Prinsip-prinsip Islam seperti tasharrruful imam alar raiyyah manuthun bil mashlahah (kebijakan pemimpin atas masyarakat haruslah berpijak pada kemaslahatan) itu seolah sudah tidak berlaku. Karena pemerintah tidak lagi manuthun bil maslahah (kepentingan rakyat), tetapi lebih manuthun bi raisil maliyah (untuk kepentingan kapital).
Bila melihat kenyataan itu, maka tidak mungkin mengharapkan perubahan dari partai politik, sebagaimana yang terjadi di Amerika Latin. Di kawasan ini, hampir seluruh rakyat bisa membangkitkan kedaulatan negara dan kedaulatan mereka, sehingga menjadi negara yang merdeka, mandiri dan sejahtera. Partai politik kita yang seabrek itu, belum satu pun yang mengarah ke sana. Semuanya masih berlomba mencari harta. Di negara-negara di Amerika Latin itu, para pemimpin Partai termasuk presidennya, menyerahkan gaji mereka kepada rakyat, sementara di sini, Indonesia, DPR dan ketua komisi negara termasuk pimpinan eksekutif dan judikatif, dengan tidak malu-malu, secara terus-menerus menaikkan gaji mereka secara sepihak.
Memang rakyat harus mulai melihat kemungkinan lain di luar partai. Partai tidak hanya tidak bisa menambah kualitas demokrasi, tetapi partai juga tidak menjanjikan kesejahteraan masyarakat. Tidak pula ia menjanjikan terbangunnya sistem politik yang stabil. Karena tujuan berpolitik memang bukan untuk membangun negara dan menyejahterakan rakyat, tetapi partai berpolitik untuk menyejahterakan diri sendiri. Karena itu mereka bersedia berkolaborasi dengan pemilik modal. Karena dengan cara itu, mereka akan Cepat memenuhi kepntingannya sendiri. Di situlah rakyat harus mulai mencari arahnya sendiri, dengan mencari pemimpin sendiri, merumuskan agendanya sendiri yang menjanjikan kemerdekaan untuk memulihkan kembali kedaulatan Negara maupun kedaulatan rakyat.

(Artikel Disampaikan Dalam Rangka Pencerdasan dalam Bidang Politik, agar nantinya kita selaku Mahasiswa tidak terjebak dalam Politk Praktis)
* Wery Gusmansyah, Sekretaris Umum PKC PMII Bengkulu

Menatap Indonesia "2009" Yang Bermartabat 0 komentar


"Deklarasi Kampanye Damai Parpol Peserta Pemilu 2009. Kami parpol peserta Pemilu 2009 berjanji akan melaksanakan kampanye dengan damai, tertib, aman dan lancar. Kami parpol peserta Pemilu 2009 berjanji akan melaksanakan kampanye secara edukatif dan penuh tanggung jawab demi kepentingan bangsa dan negara"
Deklarasi kampanye damai parpol peserta PEMILU 2009 merupakan awal yang baik, dimana setiap pimpinan partai politik peserta pemilu menyatakan kesiapannya untuk berkampanye secara damai, tertib, aman dan lancar. Juga memberikan kampanye yang edukatif dan penuh tanggung jawab. Ini penting, karena dari deklarasi ini kita bisa ikut serta melakukan pengawasan yang ketat pada setiap partai politik peserta PEMILU 2009. Bilamana mereka berkampanye seenak hidungnya, apalagi jika sampai urak-urakan tak terarah.

Kampanye partai politik sebisa mungkin menjadi media pembelajaran politik bagi rakyat Indonesia, bagaimana kita sebagai warga negara Indonesia sekaligus insan politik untuk mempergunakan hak memilih dan dipilih digunakan dengan sebijaksana mungkin. Yakni mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Belajar memilih dengan menggunakan setiap anugrah yang Allah SWT berikan pada masing-masing kita; otak, fisik dan hati. Harapannya kampanye parpol peserta PEMILU 2009 dapat pula mencerdaskan dan dapat disikapi juga secara cerdas baik oleh para pimpinan partai politik maupun bagi masyarakat Indonesia.

Seringkali masyarakat kita terjebak pada pola cara pandang yang pendek. Oleh karenanya, tugas kita sebagai insan intelektual yang diberikan kesempatan lebih untuk memahami pergulatan politik di negeri Indonesia dapat memberikan pencerahan. Disamping itu (bilamana kita sudah menentukan pilihan) keberpihakan kita pada satu partai jangan sampai membunuh karakter dari partai politik yang menjadi rival kita. Tugas kita hanya memberikan pencerahan dan pengarahan. Perkara menentukan pilihan itu adalah hak preogatif setiap warga negara yang memiliki hak pilihnya.

Semoga ke depan tak lagi kita temui bentrokan antar arakan kampanye partai-partai politik peserta PEMILU 2009, maupun black campaign antar calon anggota legislatif di segala level. Sudah tiba saatnya kita membangun Indonesia yang lebih bermartabat di mata dunia, juga berwibawa di mata bangsanya.

Kepada KPU PEMILU 2009 kita berharap tak ada lagi keterlambatan logistik maupun main mata dalam pengadaan logistik untuk PEMILU 2009, sebagaimana yang terjadi di PEMILU 2004. Keberhasilan pelaksanaan demokrasi tidak lantas membawa Anggota KPU PEMILU 2004 pada tempat yang layak, beberapa diantaranya berlabuh di sel tahanan. Evaluasi PEMILU 2004 semestinya menjadikan KPU PEMILU 2009 lebih awas.

Tak bosan saya mengajak kepada sahabat dan seluruh warga indonesia, gunakan hak pilih kita sebijaksana mungkin. Gunakan setiap potensi kemanusiaan kita untuk menentukan pilihan, karena partai politik yang sahabat-sahabat pilih akan menentukan ke arah mana Indonesia melangkah. Tanpa keikutsertaan kita, bolehjadi Indonesia akan begini-begini saja. Tentu itu bukan yang kita inginkan. Saatnya kita BANGKIT!! Songsong PEMILU 2009 dengan GERAKAN BARU MENUJU 2009 YANG BERMARTABAT yang bersih dari praktik korupsi, kolusi dan money politic.

Oleh: Cyber PMII KOta Bengkulu


Fenomena Pengkaderan PMII di Bengkulu 0 komentar


Sahabat, yaah.. Demikian warga pergerakan saling menyapa. Berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bukan dalam waktu yang ditentukan, akan tetapi PMII berdiri untuk waktu yang berkelanjutan.
Kalau dilihat dari umur, PMII menjadi organisasi sudah sangat dewasa, namun kedewasaan yang kini dirasa baik pendiri, alumni dan bahkan kadernya sendiri belum benar-benar mencerminkan sebagai organisasi pengkaderan yang memiliki arah jelas terhadap perjuangan Bangsa. Hal ini dapat dilihat dari minimnya warga PMII yang mampu berbicara pada panggung-panggung politik kebijakan pemerintah. Ini merupakan imbas dari pendistribusian kader yang tidak jelas. Kalaupun harus ditanyakan kepada setiap individu yang menyandang sebutan warga pergerakan tentu tidak sedikit yang akan menghindar dari kenyataan ini dan tak jarang justeru malah saling menyalahkan.

PMII sebagai organisasi pengkaderan, memiliki atur cara pengkaderan yang sudah sangat baik mulai dari MAPABA, PKD, PKL serta pelatihaan-pelatihan lainnya yang pada intinya memberikan pencerdasan terhadap kader. Hal yang sangat miris pada hari ini khususnya Bengkulu, yang secara stuktural sudah memiliki struktur yang sempurna mulai dari PKC dan PC, Komisariat hingga Rayon (di setiap Kabupaten. Red), yang seharusnya garis koordinasi ini bisa berjalan dengan baik, tapi sadar atau tidak justeru sebaliknya tidak ada sebuah intruksi yang jelas dari masing-masing tingkatan. Dimana semua masih menggunakan system borongan dan disinilah sering terjadi ketumpangtindihan job discripton. Seharusnya ditiap-tiap level struktural baik PKC, PC, Komisariat serta Rayon tahu dan sadar akan TUPOKSI-nya dan bisa menjalankan sebagai komitmen perjuangan PMII.

Kondisi kader pada saat ini mungkin juga merupakan salah satu imbas dari main comot, dimana krisis kader selalu menjadi masalah klasik disetiap pergantian kepengurusan. Melihat kondisi ini, PMII sebagai organisasi pengkaderan tentunya menjadi analisa kedepan bagaimana PMII mampu memenuhi kebutuhan SDM organisasi yang sesuai dengan amanah dan kebutuhan organisasi. Hal yang memang harus segara dibenahi adalah system pendampingan (kadang terlupakan) terhadap kader sebagaimana tujuan dari pengkaderan di PMII. Jadi tidak serta merta seusai digelar acara pengkaderan lantas kader diterlantarkan, artinya harus ada follow up yang jelas dan berkelanjutan. Setidaknya kader bisa diarahkan menurut potensi yang dimiliki. Sehingga kader tidak merasa dibohongi dan hengkang dari PMII.

Sudah saatnya selaku kader pergerakan kita mulai menata kembali Renstra gerakan sebagaimana tuntutan jaman yang semakin tidak mengenal lawan-kawan dan serba bebas. Agar PMII di Bengkulu tidak terlindas roda perputaran dunia. Banyak yang meski kita lakukan baik di internal maupun eksternal organisasi masih sangat membutuhkan injeksi baik dari senior atau siapapun yang masih punya kepedulian terhadap PMII. Kita selaku warga PMII jika hari kemarin kita berfikir organisasi asal jalan dan terkesan organisasi hanya sebagai tempat evoria kader, Tidak untuk mulai sekarang... dan yang jelas kita meski berbuat yang terbaik untuk membangun PMII dan Bangsa ini.

”untukMu satu keyakinanKu”
* Sahabat Agus N*

Kapan Lagi ? 0 komentar

Salam pergerakan !!! Sahabat-sahabat warga pergerakan, harus kita sadari bersama, prosesi kehidupan ini berlangsung dinamis dan berubah-ubah. Jikalau kita masih saja enggan untuk berdialektika dengan segenap kompleksitas kehidupan yang kian menuntut kita untuk : BISA, maka kita hanya kan menjadi penonton yang hanya punya kapasitas untuk “mengkritik, mencemooh, mencari kekurangan-kekurangan-plus meluap-luapkan rasa ketidakpuasan”, trus apa bedanyya kita dengan “MAYAT HIDUP” yang hanya bisa menakut-nakuti.
Sahabat-sahabat harus kita akui dengan jujur bahwa realitas Pergerakan kita saat ini tengah mengalami penurunan secara kualitas. Kita selalu disibukkan dengan urusan-urusan formal-struktural yang sangat menyita energi dan waktu serta menjebakkan diri dalam sikap escape mecanism (saling menyalahkan) Padahal disisi lain kita telah ketinggalan kereta, sangat jauh-dan sangat jauh.Era Globalisasi menghadapkan kita pada sejuta tantangan kehidupan yang membutuhkan berbagai skill dan kompetensi. Sudahkah kita menyiapkan diri?? Kalo belum lalu kapan??Kalo tidak dimulai hari ini Kapan Lagi???

Tentu kita mulai bersama mulai hari ini, dari yang kecil dan dari diri kita sendiri......
* Wibowo Susilo

Apa yang Bisa Diperbuat Pendidikan Kita? 0 komentar

Pendidikan merupakan sebuah atur cara yang mutlak meski dijalani bagi setiap individu manusia yang hidup di Dunia ini. Pendidikan kita pada hari ini ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab problema yang dihadapi segenap masyarakat Indonesia dalam tataran social dan ekonomi. Hal ini tentunya menjadi sebuah agenda besar bagi Bangsa ini terkhusus kaum Pendidikan.

Bukan sebuah rahasia lagi, jika dulu banyak sekali orang dari Negeri tetangga yang menimba ilmu di Indonesia, tapi sekarang ini kenyataan sudah berbalik arah, anak-anak Negeri inilah yang banyak berduyun-duyun untuk menimba ilmu kenegeri seberang. Bukan tanpa alasan, sadar atau tidak, dunia pendidikan kita nampak kuarang terorientasi terhadap kebutuhan kerja paska sekolah. Hal ini terlihat pada tahun akhir pendidikan begitu semakin banyaknya pengangguran terdidik di negeri ini, pada dasarnya bukan sesuatu yang sia-sia, namun perlu ditelaah kembali sejauh mana peran pendidikan kita dalam menciptakan SDM yang mampu terjun dalam dunia kerja bukan hanya sekedar siap bekerja. Artian mampu di sini adalah mampu menciptakan lapangan kerja.

Hendaknya, pendidikan kita bukan sekedar hanya mampu menciptakan lulusan dengan criteria A, B, C. sebuah pertanyaan yang sederhana bagi lulusan pendidikan kita, apa yang bisa diperbuat siswa lulusan SMA, SMP dan bahkan SD? Untuk itu lebih spesifik lagi juga harus memikirkan bagaimana mampu mempersiapkan SDM yang mumpuni dalam pekerjaan. Artinya pendiikan yang mengarah pada kemampuan memepertahankan hidup (life skill) harus menjadi orientasi utama. Dengan demikian kontribusi pendidikan terhadap manusia Indonesia semakin jelas dan nyata.

Masih banyak keluan yang terjadi dalam pendidikan kita, baik itu biaya pendidikan yang dirasa masih memberatkan, mutu pendidikan yang masih rendah dll. Artinya, ini semua butuh perhatian dan action kongkrit baik dari pemerintah selaku pemegang kebijakan dan memenuhi anggaran pendidikan sebagaimana diamanahkan UU Pendidikan Indonesia. peningkatan professional tenaga pendidik dengan tidak mengesampingkan kesajahteraannya, bagaimanapun juga guru merupakan eksekutor di lapangan yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan, serta pengemasan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa paska sekolah.[]

By: Agus N

Independensi Gerakan PMII 0 komentar

Salam Pergerakan……………! Tidak lama lagi kita akan mengahadiri Kongres PMII XIV di Batam Kepulauan Riau Bulan Maret tahun 2008 ini. Rencana yang akan hadir yaitu pengurus PB PMII,utusan PKC dan PC PMII Se-Indonesia.

Saya berharap dalam arena kongres nanti para peserta baik dari PB PMII, PKC PMII dan PC PMII di Seluruh Indonesia dapat mejaga ketertiban dan keharamonisan dalam acara kongres berlangsung, jangan sampai kita semua terbawa profokasi ataupun politik praktis yang akan dimainkan dalam kongres akan datang. Siapapun yang nantinya duduk dalam PB PMII akan datang agar dapat menjalankan semua Rekomendasi yang telah dibuat dalam arena Kongres XIV,baik itu berasal dari pulau Sumatara, Jawa, Kalimantan, Sulauwesi, Papua, maupun pulau2 yang lain. Dalam arena Kongres PMII XIV di Batam kita semua harus menjaga PMII sebagai organisasi independensi.

Hal ini terlihat jelas dari tiga butir pertimbangan yang melatarbelakangi Independensi PMII tersebut.

Butir pertama, PMII melihat pembangunan dan pembaharuan, mutlak memerlukan insan Indonesia yang berbudi luhur, takwa kepada Allah SWT, berilmu dan bertanggungjawab, serta cakap dalam mengamalkan ilmu pengetahuanya.

Butir Kedua, PMII sebagai organisasi pemuda Indonesia, sadar akan peranananya untuk ikut bertanggungjawab bagi keberhasilan bangsa untuk dinikmati seluruh rakyat.

Butir Ketiga, bahwa PMII yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan idealisme sesuai dengan idealisme Tawang Mangu, menuntut berkembangnya sifat-sifat kreatif, sikap keterbukaan dan pembinaan rasa tanggungjawab.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, PMII menyatakan diri sebagai organisasi independen, tidak terikat baik sikap maupun tindakan dengan siapapun, dan hanya komitmen dengan perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional, yang berlandaskan Pancasila.

* Mikrianto, Ketua II PC PMII Kota Bengkulu 2008-2009

Renungan 1 komentar


Mari kita sukseskan kogres PMII di Batam dengan penuh semangat Ghirah intelektualitas kader, serta mari kita berintrospeksi diri untuk mencari sebuah pemimpin yang mempunyai loyalitas dalam tubuh pergerakan. SALAM........... Sampai ketemu diarena KONGRES PMII Ke XIV Di Batam... TANGAN TERKEPAL DAN MAJU KEMUKA,,, Ditangan Sahabat, pergerakan ini akan menjadi lebih Baik... Selamat Dan Sukses, semoga pelaksanaan KONGRES XIV PMII di Batam Tanpa menemui kendala yang berarti....

PERGERAKANKU... AKU BERSAMAMU 0 komentar

SALAM PERGERAKAN MAJU PERGERAKANKU... SAHABAT-SAHABAT MENANTI KEHDIRANMU
( Didediksikan Untuk Calon Ketum PB PMII )

Bulan maret telah menanti, sebuah even bersejarah akan mengukir bangsa ini, sebuah pemimpin akan hadir ditengah-tengah persimpangan krisis multi dimensi,. Arena kongres telah datang, mari kita siapkan pemimpin yang bukan asal pemimpin. Dipundak sahabat-sahabat di penjuru nusantara pemimpin baru itu akan datang,. Mari kita bermuhasabah untuk mencari pemimpin yang tegar, enerjik, loyalitas, tanpa memandang suku, serta dapat menjadikan PMII lebih jaya kedepan... hati-hati kita memilih, sekali kita salah melangkah, 2-3 kedepan kita akan hancur.... Slam bagi seluruh warga pergerakan di persada Nusantara. MUNDUR 1 LANGKAH KEBELAKANG ADALAH SUATU PENGHIANATAN>>>>> TANGAN TERKEPAL DAN MAJU KEMUKA<<<< style="font-weight:bold;">M. Muri Yadi
SEkretaris Eksternal PC PMII Bengkulu Kota 2008 -2009